Arsip Blog

Minggu, 12 November 2023

SENJA DI TIDORE

Oleh : Burhanuddin Jamal


di tidore kekasih, ketika matahari layu sore


cahaya menyerbuk di antara posi-posi

aku renung sebagai merah para taman

bisu gaib dan sunyi.


di merahnya para leng kali leng jeda

menuju rumah anak-anak bersama gairah

dan aroma keringat dari tempurung kelapa 

bola kaki yang mengembang

dari setiap basah keringat.


“di tidore kekasih, adakah kau tahu?

mengalir cintaku tanpa bunyi

padamu tenang dan dalam.”


ketika bunyi-bunyi biola memenangkan

lalu melambai kepada senja

dan baikole di pucuk- pucuk ranting

bersiap-siap masuk ke rumah

di tengah laut  para abah

sedang berperang ke pintu dermaga.


“kekasih rumah kami di pesisir

berdinding papan beratap dedaunan

dan dapur selalu menguapkan aroma bubara

mampirlah bila ada waktu

kisah kami berkeluarga popeda

sering menjamu para tetamu.”


saat matahari hampir mengurung 

dan rembulan bercahaya di permukaan 

di sini, di langit yang pulang

terdengar ibu dengan bibirnya

memarahi anaknya yang tak bosan

bermain-main pantai.


di sini kekasih, selalu para lelaki 

mendongeng  tentang mantra-mantra

sinar dan mata kail baik tembakau

warnai secangkir kopi di atas semang.


“tapi kasihku, 

aku terperangkap tetang kita”


di antara hening daun ketapang tua

yang berguling lepas dari rantingnya

senja merayap perlahan ke malam 

dan  aku hanya bisa memeluk

mengawasimu setiap ayat bertuan enam

saat berlawan ombak

menghantam karang

sembari menunggu mangku kutukan

menerkam dan menelanmu.


“di senja tidore kasihku, 

adakah kau tahu?

mengalir cintaku padamu suci

tak harus memeluk kotor”


Tidore, 10 Juli 2023.

Sabtu, 04 November 2023

 JALAN SUNYI

: MENUJU 3 NOVEMBER

Karya : Larung


november ambruk dipangku malam

mencukur seluruh tubuh pun dakiku

sebagai jalan kembali menuju rahimmu Mak


selepas daun-daun gugur

ranting-ranting patah

serak-serak tanah yang pecah

ruh-ku kembali ke jalan sunyi 

lalu berdiam tepat di tanah paling basah 

adalah endapan dadamu


bukankah ini novemberku Mak,

tolong diamkan aku pada tanahmu yang paling sejuk dalam buhul "ruh" sebagai pendakian do'a

sebab pada ta'aruf do'a, kita selalu menyamai musim semi dalam hikayat hidup diantara hija'iyah yang selalu kita baca dengan terbata 


dan perihal pelukis masa dan kisah,

biarkanlah waktu yang mengejawanta dengan tegak berdiri tanpa pongah



Surabaya, 02, 11, 2023

Rabu, 01 November 2023

Ruta, di Bumi.

(Sepucuk surat dari gincu merah) 


Dear, kekasih ku. 

Surat ini ku tulis kala Senja (anak kita) 

sedang bermain bersama bonekanya. 

Tak ada angin, tak ada hujan, aku rindu kamu. 

Di setiap harinya, kerjaan ku saat ini hanya merindu. 


Cepatlah pulang sayangku.

Cepat redakan hujan rindu ini. 

Cepat hangatkan tubuhku. 

Cepatlah datang dengan raga mu yang utuh. 


Aku menuliskan mu puisi.

Walau puisi ku tak bisa menyembuhkan rasa rindu ku, tak apa. Karena ku harap puisi ku bisa menggantikan kopi yang selalu kau nikmati setiap hari itu. 


Tuan.. 

Merah gincu ku telah memalingkan mu

Semakin tebal gincu ku, 

terpanahlah tuan ku.. 


Tuan.. 

Cemburu aku cemburu, 

ketika tuan melirik 

gincu tebal selain punyaku.. 


Kendati demikian..

Kau pernah mengecup ku

Memberi nyawa pada gincu ku

Menjadi si gincu "paling bahagia"


Aku ini bahagia, 

Ketika mendapatkan tuan 

si pembawa bahagia.. 


Tuanku, sayangku.. 

Bolehkah aku meminta waktu

berhenti pada pemilik semesta? 

Agar dapat berlama-lama dengan 

tuan si pembawa bahagia. 


Sayang, gincu ku t'lah habis. Tolong bawakan aku gincu merah merona sembari kamu pulang, akan kuhabiskan lagi setelah itu bersama mu. 



Sabtu, 28 Oktober 2023

 lucu, kataku.. 

ketika semua orang bilang;


"muka mu datar, muka mu tanpa ekspresi, ayolah sedikit saja berekspresi...." dan hal lainnya tentang ekspresi.. 


apa berekspresi bagi kalian sangat penting? 

tapi tidak bagiku, selagi menulis kata bisa mewakili semua perasaan yang dirasa. 


Sabtu, 09 September 2023

 Cinta Pertama

Oleh : Ruta, di Bumi


Oh.. kasih ku

Tidak kasihankah dirimu padaku? 

Pesona mu yang memikat

Jiwaku pun ikut terjerat


Jahatnya engkau memenjara hatiku

Hingga aku takut kehilangan dirimu

Cokelat matamu dan pipi mu yang semu

Membuat ku ingin menjadi pendamping hidup mu


Oh, kasih.. cinta pertama ku

Tatapan ku seperti sihir

Apabila engkau melihat ku, cinta akan setuju

Tanpa sihir pun sejujurnya aku tak perlu


Bibirku akan terus berisik

Memanjat do'a untuk setiap langkah yang kau pijak

Bila kau terjatuh, aku didalamnya

Tidak apa terjebak, karena ada aku bersamamu

Kerinduan

Oleh : Ruta, di Bumi


Hati ini rindu di setiap detiknya

Hati ini rindu di setiap menitnya

Hati ini rindu di setiap jamnya

Apa yang bisa aku beri? tidak ada


Bibirku terus melantur

Mataku terus menyalak

Jiwaku terus terluka

Batinku terus berdoa


Apa yang bisa aku beri? tidak ada

Apa yang bisa ku sampaikan? hanya doa

Aku tidak bisa memberi, tapi doa ku sekuat memberi

Surga selalu ku minta agar kelak kita bisa bersama

 Tuan Perantau 

Oleh : Ruta, di Bumi


Berkaos hitam, bercelana coklat panjang
Tas jinjing sudah lusuh hasil dari jual keringat dan darah
Bersepatu hitam seperti abu yang telah dimakan waktu
Itu.. Tuan, si perantau.. 
Jauh-jauh dari mata memandang, dan ia berhasil pulang


 Aroma Rindu

Oleh : Ruta, di Bumi


Aku berjalan dimanapun

Aku berdiri dimanapun

Aku duduk dimanapun

Perpaduan antara rindu dan aroma


Kekosongan dengan ruang

Menyempit dan semakin sempit

Menyatu dengan alasan aku hidup

Bercampur oksigen dan waktu


Apa kau menguntitku? 

Aku tak tau, aku tau

Memang ini nyata

Aroma wangian mu

 Oleh : Ruta, di Bumi

T'lah aku pahami
Delusi ku ini semakin menjadi
Kehadiran mu seperti distraksi
Dalih bersamaku agar tak sepi
Jelas, itu kamu

Secangkir kopi di samping senja

Oleh : Rintik Sedu


Ada bidadari yang tersesat di bumi 

Kutanya siapa namanya, lalu ia Jawab "Senjani". Tuhan, bisakah kau ubah ia jadi manusia? 

Supaya aku mampu mencintainya, supaya ragaku cukup untuk menyempurnakannya, karena ia terlalu sempurna. Tapi Tuhan bilang, "Tidak. Dia terlalu indah untuk jadi manusia".


 Oleh : Ruta, di Bumi

Salah naik bus itu sama seperti halnya menempati hati yang bukan tujuan akhirnya. Kalo dia bukan tujuan akhirnya, mungkin emang bukan dia orangnya. 

Senin, 24 April 2023

Halo, tuan dan puan dari antah berantah yang berani singgah ataupun duduk sejenak lalu beranjak tapi masih rutin cek ruta setiap hari. Sebelumnya mohon maaf lahir dan batin, selamat hari raya Idul Fitri ya. 

Ruta izin hiatus (gaya mu seperti website besar), gapapa. Ini rumah saya, sekecil apapun rumahnya tetap mereka bagian dari diri saya.  Makasih buat semua yang sudah berpartisipasi dan mau berbagi kata disini. 

Rumah kata selalu terbuka, jangan sungkan mampir, apalagi menetap. Semangat buat readers yang lagi kuliah, kerja, sekolah, semoga sehat dan lancar selalu. Contact ruta kalo perlu teman, semoga ruta bisa bermanfaat buat semua. 


Salam Hangat, Ruta. 

 Oleh : Ruta, di Bumi

Ingin sekali duduk di tepi samudera, sambil berbicara dengan alam semesta perkara kamu yang tak pernah ada selesainya, dan lumba-lumba dengan kecerdikannya. 

 Oleh : Ruta, di Bumi

Menjaga dirimu melalui doa
Tidak bertemu dirimu yang melawan rindu
Mencintaimu dalam diam
Membuat mu hidup di setiap untaian kata
Mengikhlaskan mu jika kau bukan milikku
Itu cara ku, dalam mencintai mu

Minggu, 23 April 2023

Oleh : Ruta, di Bumi

Kamu seperti hujan, dan aku jatuh hati disetiap rintikannya

Kamu seperti waktu, dan aku jatuh hati disetiap detiknya

Kamu seperti senja, dan aku jatuh hati disetiap sorenya

Kamu seperti matahari, dan aku jatuh hati disetiap sunrisenya

Kamu seperti bintang, dan aku jatuh hati disetiap malamnya

Kamu seperti buku, dan aku jatuh hati disetiap lembarannya

Nyatanya jatuh hati kepada mu emang gak sulit, karna kita sudah terikat dengan hakikat 

Oleh : Ruta, di Bumi

Jiwa ku terlahir dari untaian kata. Tetapi, jiwa ku pun mati karena untaian kata

Oleh : Ruta, di Bumi

Saya sedang memperhatikan ombak kamu
Memperhatikan setiap gelombang yang pasang surut itu

Kapan waktu saat pasang, dan kapan waktu saat surut
Agar saya bisa bergerak seirama dengan kamu


Sabtu, 22 April 2023

 Oleh : Ruta, di Bumi

Saya sudah dirumah, biarkan saya rehat disini sampai jam dinding mu berhenti untuk kembali berputar. 


Minggu, 16 April 2023

Oleh : Ruta, di Bumi

Perihal kamu sudah ku buku kan dalam catatan harianku, entah mau sampai harian yang keberapa, ku pikir selamanya. 

Bila

Oleh : Ruta, di Bumi


Bila kau serupa tanaman, aku akan menjelma tanah

Bila kau serupa bintang, aku akan menjelma langit

Bila kau serupa air, aku akan menjelma lautan dengan dasar terdalam

Bila kau serupa kamu, aku akan menjelma aku, karna mencintaimu harus menjelma aku

Rabu, 12 April 2023

 Oleh : Ruta, di Bumi

Berjuta kertas saya tulis dengan tinta hitam, dan dengan pena takdir saya meminta tuhan agar tidak lagi menulis segala kepedihan yang kau emban.

Selasa, 14 Maret 2023

 Oleh : Ruta, di Bumi

Aku adalah lalu, kamu adalah nanti. Walaupun kita sulit bertemu, takdir selalu berhati-hati.

Rabu, 08 Maret 2023

 Oleh : Ruta, di Bumi

Kita udah selesai ya? tunggu, sejak kapan kita memulai? 

 Oleh : Ruta, di Bumi

Di dunia, kesetiaan dan kemurnian cinta tak melulu dapat bersama. Meleburkan api dalam jiwa keduanya yang selalu menggebu dan mendamaikan hati yang selalu merindu. 

Terinspirasi dari kisah Layla & Qays. 

Oleh : Shakespeare

You say you love rain, but you open your umbrella. You say you love the sun, but you find a shadow spot. You say you love the wind, but you close your windows. 

This why I am afraid when you say that you love me too.

Sabtu, 04 Maret 2023

 Oleh : Ruta, di Bumi

Memang semua luka itu menyakitkan, tapi diwaktu yang sama, luka bisa jadi pengalaman untuk dikenang, ya tujuannya supaya gak terulang. 

Oleh : Ruta, di Bumi
Capek? ya istirahat. Kamu cuman manusia biasa. Tuhan dan semestanya itu baik, gak perlu berprasangka buruk lagi, ya? Jalani selagi mampu, istirahat kalo capek. 

 Oleh : Ruta, di Bumi

Definisi rumah bukan cuman bangunan kokoh yang mampu melindungi kamu, tapi juga orang didalam rumah tersebut yang mampu membahagiakan kamu. 

Jumat, 03 Maret 2023

Oleh : Ruta, di Bumi

Pulang, kamu udah terlalu jauh berjalan. Ada rumah yang perlu kamu singgahi. 

Kamis, 02 Maret 2023

Oleh : Ruta, di Bumi

Dimanapun saya berdiri, akara ini selalu dirimu. Dimanapun saya melangkah, kaki ini selalu menuju kau, dayita ku. 

Sabtu, 25 Februari 2023

Oleh : Rainbow


Banyak yang ingin aku tulis tentangmu

Namun merangkai kata bukanlah hal yang mudah

Ada rasa yang sulit diungkapkan, entahlah aku merasakannya namun tidak mudah untuk aku ungkapkan

Mungkin maknanya terlalu dalam, hingga kata tidak mampu menyampaikan rasa. 

Mahabbah

Oleh : R.E (@ruslaneffendi23) 

Kau sang mentari,
sedangkan aku bintang malam.
Cahayamu menurutkan kelipku yang kelam
Aku adalah milikmu
Sedangkan dirimu
Selamanya dalam hatiku

Kosong menjadi utuh
Utuh menjadi riuh
Membisu tak terpengaruh

Kupertaruhkan seluruh  jiwa dan raga,
Hanya untuk Rindu.
Yang masih terjaga, dalam bayang - bayang semu.

Yang kurindukan, tidak kan mampu kalian rasakan.
Kecuali kalian rasakan dengan, jiwa, hati, dan pikiranku.

Berusaha tetap utuh.
Meski terputus di sambung kembali.
Aku tak tahu, apakah pesonamu yg memikat,
Atau akalku yang tidak lagi tepat.
Mati rasa karena Cinta.
Tetapi Cintaku terpenjara dalam Jiwa.

Tenggelam menyelami anugrah terindah sang Pencipta.
Tetap tabah meski hatiku porak poranda
Tak memperdulikan isi-nya Dunia.
Cukup Berserah
Semoga Cinta sejati tak terhalang makna.


Inspirasi : Majnun & Laila - Rabi'ah al-Adwiyah,-

Kamis, 23 Februari 2023

Layla Majnun

Oleh : Ruta, di Bumi


Vol: i

Oh, duka nestapaku

Kau penyakit sekaligus penyembuhku

Kau obat manjur, 

temuan dari kilasan surgaku


Oh, surgaku dan duniaku

Akulah, si Majnun

dengan lantunan irama yang tak menentu

menjejakkan kaki, ditempat mu memikirkan ku


Kau arahku

Kau petunjukku

Aku tak pernah tersesat, 

karna selalu mengikuti setiap tanah yang kau pijak itu


Oh, kekasihku

Biarlah aku ini luntang-lantung

Biarlah aku ini, si manusia, Majnun, 

karna perjalanan ini ku menemukan obatku, Layla.

Minggu, 19 Februari 2023

Karya Oleh : Alfitria H


Aku akan tidur,

Untuk kembali menagih takdir.

Bahwa aku butuh warna

Meski kau tak lagi nyata.


Aku hanya butuh ruang,

Untuk sesekali pulang

Tanpa pernah menghilang.


Malam sudah berlalu,

Pagi akan tiba.

Tanpa sebuah atap

Aku ingin selalu menetap.

Menjadikanmu tokoh terindah

Tanpa pernah beralih.


Sudah waktunya kau bangun

Izinkan aku memejamkan mata sebentar.

Marahi saja aku,

Karena sudah terlalu ceroboh

Membuka hati yang telah kita tata begitu rapih.


Sabtu, 18 Februari 2023

Insan Berkesan

Oleh : Arunika


Tujuh tahun telah berlalu

Terima kasih atas kesempatan dalam mengenal

Terima kasih atas segala momen yang telah diberikan, meskipun sesaat. 

Terima kasih telah memberikan tempat ternyaman dalam bercerita

Detik ini, kenangan itu masih tertata rapi diingatan

Ingin rasanya seperti dahulu, saling bertukar cerita

Namun, sekarang keadaan tidak berpihak

Kapankah keadaan akan kembali berpihak?

Atau mungkin sudah tidak berpihak untuk selamanya?

Sungguh jawabannya tak pasti

Sampai bertemu dimasa depan, 

Yang tak tahu kapan

Namun, jika Sang pemilik skenario kehidupan sudah menentukan,

Tak ada yang mustahil di dunia ini bukan?

Karya Oleh : Rainbow

Tidak ada yang mengerti kamu melebihi diri kamu sendiri, siapapun manusia terdekat kamu, sebanyak apapun kamu bercerita, tetap kamu yang tahu apa yang harus kamu lakukan, mereka hanya pendengar serta penasihat saja, yang merasakan dan yang membuat keputusan itu kamu.

Malam Februari

Oleh : Ruta, di Bumi


Malam Februari ini seperti ramai
seperti ramai, tapi juga tenang yang syahdu
Berselimut angin akan pelukan, 
diiringi rintik sebagai suara yang candu

Kertas yang masih kosong didepan ku,
menunggu tinta hitam ku bergerak
Tuk menuliskan seuntai sajak
dan bermain dengan untaian frasa cinta

Sungguh, kekasih.. 
Malam Februari ini aku bahagia, 
bahagia yang teramat sangat 
Bahkan, sajak ini seakan bernyawa

Mengikat perasaan tanpa harus dipaksa
Setiap sajak ku ini dipenuhi bahagia, 
ditulis dengan rona merah dipipi, 
dan ditulis dengan hati yang menari-nari

Sajak ku yang sakral dan kekal, 
sampaikan rasa ini dengan hati-hati
Agar tetap utuh, walaupun jauh, 
ku tunggu kau di malam Februari seterusnya

Selasa, 14 Februari 2023

Karya Oleh : Malik


Kau tak mungkin menghindari cintaku, aku datang menebas bagai matahari terbit. dan aku redup, membawakan hari kiamat untukmu.

Senin, 13 Februari 2023

Sajak Kepergian 

Oleh : Ruta, di Bumi


Ombak laut tak lagi menyapa

Pasir pantai tak bisa lagi berbisik

Kepiting semakin ragu melangkah

Ikan tak lagi mudah dijumpai


Semua menjauh

Di pusara kesedihan ku bernaung

Merintih dikesunyian malam

Meringkuk meminta harapan


Segan memulai hidup untuk esok, 

yang kelam karena ketiadaan

Mati karena kesengsaraan, 

dan duka yang amat mendalam


Kepergian mu kesedihanku

Kepergian mu kesengsaraanku

Kepergian mu dukaku, 

dan kepergian mu merupakan luka ku

Bukan Cinta

Oleh : Ruta, di Bumi


Aku adalah kamu

Kamu adalah aku

Kita bukan lagi cinta, 

yang perlu tali pengikat dikeduanya


Kita tak perlu diikat

Karena kita akan selalu terikat, 

tanpa perlu tali pengikat

Itulah, aku dan kamu

Kembang Tidur

Oleh : Ruta, di Bumi. 


Berani sekali aku memeluk mu

Menyentuh kepala mu yang bersandar

Ketika itu kamu menangis, 

dan aku pasang bahu lebar-lebar


Tanpa ragu

Tanpa malu

Gila sudah aku malam itu

Oh, nyatanya itu hanya mimpiku yang semu


Tak apa semu

Karna itu tetap bersama dirimu

Bahkan, aku rela terjatuh dari tebing

Kalau kamu adalah daratannya



Aku Manusia Iri

Oleh : Ruta, di Bumi. 


Aku iri pada angin,

yang memelukmu tanpa malu

Aku iri pada udara, 

yang selalu kau hirup tanpa ragu

Aku bahkan iri dengan waktu, 

yang setiap saat kau lihat itu


Aku si manusia iri, 

Aku selalu iri bila kau tidak ada disampingku

Kaulah raja dari istana surgaku

Kaulah akhir dari perjalanan kisahku

Kau pun juga do'a dari setiap sujud akhir ku

Titik Temu

Oleh : Cphitaloka (@kapal_aksara) 


Dialog dini hari
Janari dalam Januari
Imaji membawaku terbang kembali
Prolog dalam bilik canda
Kau ciptakan Frasa dan Klausa
Seakan hidup penuh rasa

Rona bahagiaku terlukis
Tatkala sapamu mengetuk bilik
Kau bawa sekuntum Edeilwess
Serta bingkisan segar di hariku yang terik
Kunikmati setiap lantunanmu meski terkesan Arkais

Kupintal frasa dan klausamu tanpa keluh
Berharap ini kan jadi kalimat utuh
Kubunuh tiap rasa jenuh
Kusisipkan diksi indah dengan telimpuh
Nyatanya tanda koma ini tak dapat kutempuh

Kau bilang kau tak lagi utuh
Kulihat punggungmu yang kini acuh
Hancur luluh tubuh yang bertimpuh
Memeluk rasa yang tergayuh
Akankah ada Titik Temu kita di tempat teduh?


Jumat, 10 Februari 2023

Baik Hati-Hati

Oleh : Ruta, di Bumi. 


Hai tuan dari antah berantah! 

Seberapa jauh kah kau melangkah? 

Sudahkah kau memilih rumah?

Tak baik berlayar sendiri tanpa kekasih

Duduklah dulu, singgah disini

Tak perlu ragu, 

Tak perlu bingung untuk beristirahat

Aku perempuan baik-baik

Baik-baik kau berhati-hati

Kedatangan

Oleh : Langit Sore


Kamu, 

menawarkan mawar merah dalam hidupku. 

Hidupku, 

yang sebelumnya dipenuhi tinta hitam yang pekat. 

Hidupku,

yang penuh kesedihan atas segalanya. 

Hidupku, 

yang sempat hancur karena ketidakpercayaan. 

dan hidupku, yang mati. 


Kamu membangunkan ku dari tidur panjang ku, mengambil alih isi kepalaku yang selalu berisik. 

Apa benar, kamu orangnya? 

berjanji, bahwa kamu orang yang tepat. 


Aku takut memulai

tapi mengapa, Aku selalu ingin? 

selalu ingin untuk bersamamu. 


Sewindu sudah rasa ini mati, dan kamu datang untuk membangunkannya. 

Sangat sulit menemukan pintu keluar, aku harap kamu akan selalu terjebak didalamnya. 


Tidak pergi, seperti sebelumnya

Jika kamu pergi, cinta mana lagi yang harus ku percayai? 

Selasa, 07 Februari 2023

Semi Usai

Oleh : Muza 


Aku tahu cintamu sedalam samudera
nyatanya, aku tidak bisa berenang ya.
Hingga dermaga yang dulu kita singgahi
kini kau singgahi bersama lain putri.

Namun, kau harus tahu
bahwa pikirku selalu tentangmu
tentang keindahan hati yang kau beritahu.
Tetapi, mengapa semua itu seolah tak berarti bagimu?

Saat itu hanya keberuntungan lah yang dirasakan diriku.
Karena katamu, tidak ada salah untukku dalam kamusmu
katamu, tidak ada yang selucu aku
katamu, “kangen” setiap waktu
dan berbagai ucapan manis yang melayangkanku.

Ya, terlampau indah bila dikenang
hanya saja, ada yang mengganggu ketenangan hatiku.
Bagaimana bisa secepat itu kamu menemukan penggantiku?
atau bagaimana caramu mulai jatuh cinta kembali setelah merasakan hilangnya pelukan?

Tak apa bila masa kita telah usai
akan kurahasiakan berbagai dirimu yang kuketahui.
Aku hanya butuh tamparan dipipi
bahwa kau aku takkan terjadi.

Sabtu, 04 Februari 2023



Aku ingin (1989) 

Oleh : Sapardi Djoko Damono


Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, 

dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu. 


Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, 

dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada. 



Jumat, 03 Februari 2023

Si Tuan Puisi

Oleh : Ruta, di Bumi. 


Tak apa aku disini, asal Tuan disana

Walau puisi mu belum sampai di telinga 

Puisi mu selalu mengalir didalam nadi


Kalau tuan pulang, pulanglah tanpa buku puisi

Tak apa tanpa buku, 

Karena tuan pun adalah sebuah puisi

Berisi keindahan yang tak kunjung habisnya;

Puisi yang terwujud dalam bentuk rupa

Abadi dalam waktu yang fana


Kamis, 02 Februari 2023

Perempuan Di Bulan Februari

Oleh : Ruta, di Bumi. 


Terbentuk dari beberapa kalimat

Tercipta dari cinta yang amat

Tatapannya seteduh hujan dibulan juni

Raganya serupa dengan sebuah puisi


Bulan Februari, dikala hujan membasahi bumi

Tanah terkesima dengan butir-butir air yang mendarat

Bulan Februari, dikala panas menerangi bumi

Bunga lily bergembira atas apa yang sedang terjadi


Gincunya setipis buah persik, hampir tak terlihat warnanya

Tapi senyumannya, mampu mengalihkan sang lebah dari madunya

Dan tawanya mampu membuat si amor jatuh hati


Bermimpi seindah bunga mawar tanpa duri

Selalu mencintai apa yang ia kasihi

Dibawah pelipisnya, kian memerah karena berpuisi

Padahal, ia menulis untuk dirinya sendiri. 

Rabu, 18 Januari 2023

Aduan

Oleh : Ruta, di Bumi. 


Layaknya sesuatu hal, yang membuat ku candu. 

Kamu membuatku terbiasa akan dirimu. 

Hanya dari ketikanmu, hatiku berangsur menyembuhkan rasa rindu. 

Rindu yang mencuat akan kehadiran dirimu. 

Tapi satu hal yang harus kamu tahu. 

Rasanya tak ingin lagi merasakan pilu. 

Tapi benar, kau memang benar-benar merumitkan hidupku. 

Merumitkan sistem pikiranku, dan bahkan hatiku. 

Aku rasa aku akan mengadukan mu pada semesta.

"Semesta, salah satu insan mu ini telah membuat ku candu. Dan sepertinya aku sudah terlanjur menyukai insan mu itu".

Oleh : Ruta, di Bumi. 

Candu suara mu. 

Mendengar suaramu aku merasa nyaman dan bahagia. 

Aku ingin bertanya, apa suara mu itu terbuat dari sofa eropa? atau dari sebuah ramuan pembahagia?

Suara mu tetaplah suara yang selalu ku tunggu. Dan suara mu tetaplah suara yang selalu ku rindu.

Kini, mungkin aku telah di vonis memiliki candu.

Iya candu, candu akan suara dirimu.

Izin

Oleh : Ruta, di Bumi. 


Masih terlintas bayangan dirimu. 

Masih ku tata rapih kenangan tentang aku dan kamu. 

Bisakah waktu berbalik dikala itu?

Bersenda gurau bersama mu sehingga aku lupa waktu.

Merajut cerita yang tokohnya hanya ada aku dan kamu.

Membuat dunia seakan tak punya waktu sehingga aku bisa berlama-lama dengan mu. 

Apakah semesta akan mengizinkan kita bersatu? atau bahkan kita sama sekali tak akan mendapat restu? 

Aku hanya ingin itu satu, kita bertemu dan membuat dunia baru.

Meluruhkan sebongkah rindu yang sudah membatu. 

Ku mohon semesta, izinkan aku. 

Oleh : Ruta, di Bumi. 


Aku bukannya ingin menerka-nerka. 

Tapi aku tahu, aku hanyalah sebatas untaian kata yang ditulis oleh sang pencipta dalam buku sansekerta, dengan maksud sebagai pemeran pembantu saja. 

Oleh : Ruta, di Bumi. 

Pada akhirnya seindah apapun aku merangkai kata, jika kau tak kunjung peka. Maka aku hanya akan terjebak dalam kata-kata.

Tak Berani

Oleh : Ruta, di Bumi. 


Aku tak pandai mengungkapkan.

Lebih sering memendam lalu mengenangnya.

Menulis, mengetik, menulis, mengetik.. 

Hanya itu yang aku bisa. 

Satu persatu huruf aku rangkai untuk jadi sebuah kalimat. 

Kalimat yang t'lah mewakili ku, tentang perasaan ku selama ini. 

Bisa kamu katakan, aku adalah orang yang tidak pernah berani. 

Memang, selama ini aku tidak berani. 

Karena selalu menyimpannya sendiri. 


Selalu Kamu

Oleh : Ruta, di Bumi. 


Kamu merupakan bab terakhir dari bab-bab sebelumnya. 

Kamu, kata yang tak pernah kunjung usai bila ku ceritakan semuanya. 

Kamu itu kalimat yang selalu berhenti dengan penuh tanda tanya. 

Kamu, untaian puisi yang dipenuhi oleh banyaknya rima. 

Kamu adalah tokoh melegenda yang akan selalu aku bawa. 

Kamu, kamu, kamu.. 

Semuanya dipenuhi oleh kamu. 

Dan bahkan saat ini, tulisan ku bercerita tentang kamu. 


Temu Pisah

Oleh : Ruta, di Bumi. 


Rasanya hanya ingin terus tinggal untuk menetap dan bersama. 

Menikmati pagi dengan secangkir teh hangat di beranda depan. 

Dan ditemani common sunflower yang sedang merekah-merekahnya. 

Namun apa daya.. 

"Setiap pertemuan pasti selalu ada perpisahan".


Gabrut (Galau Brutal) 

Oleh : Ruta, di Bumi. 


Kepala ku seperti arena perdebatan. 

Sebelah kanan sedang menyuruh ku untuk tidur dan menyambut hari esok yang tak menentu. 

Tetapi sebelah kiri sedang menyuruh ku untuk tetap menulis dan menghabiskan tinta pulpen yang sedang berpuisi karena mengingat mu. 

Kamu

Oleh : Ruta, di Bumi. 


Kata per kata, bait per bait.
Semua ku tulis hanya tentang dirimu.
Ada yang spesial dari dirimu
Aku melihat nya, satu.
Kamu.

Aku

Oleh : Ruta, di Bumi. 


Aku mencintaimu dengan sederhana. 

Seperti aksara yang tak bersuara. 

Seperti daun gugur yang ikhlas. 

Seperti asa yang tak pamrih. 

Seperti ruang yang rumpang. 

Aku hanya puisi yang merindukan sang puan, berselimut dibalik kata dan berteduh dalam bait sajak. 

Aku puisi yang kehilangan pemilik, dengan berjuta ribu kata yang tak pernah usai. 

Aku ingin yang selalu ingin memeluk mu dari jauh dan menghangatkan mu dari angin malam yang panjang. 

Aku ada, akan selalu ada. 

Hanya untuk mu, kasih. 

orang yang ku sayang.

Aku Pernah 

Oleh : Ruta, di Bumi. 


Aku pernah..
Aku pernah ingin tersesat dengan mu.
Aku pernah..
Aku pernah ingin terjebak dalam ruang waktu bersama mu.
Aku pernah..
Aku pernah ingin menjadi udara yang selalu memeluk mu.
Aku pernah..
Aku selalu pernah ingin.

Mungkin karena..
Aku sudah lupa dengan kiblat sujud ku.
Aku sudah lupa dengan tuhan ku.
Aku sudah lupa dengan syahadat ku.
Aku sudah lupa dengan rakaat ku.
Aku sudah lupa dengan kitab ku.

Aku teringat potongan hadis itu.. "Cintailah kekasihmu dengan kecintaan yang sewajarnya, boleh jadi suatu saat dia akan menjadi orang yang engkau benci." "Dan, bencilah orang yang engkau benci sewajarnya, boleh jadi suatu saat dia akan menjadi seorang yang engkau cintai.”

Sadar

Oleh : Ruta, di Bumi. 


Mengenai semua puisi, perasaan ini tak bisa lagi untukku ingkari. 

Tentang sebuah perasaan yang telah menjadi.
Aku pun mulai sadar diri, bahwa kamu tak akan pernah bisa untuk ku miliki.
Ku berdoa disetiap hari, merelakan kamu pergi.

Dan jika memang kau tak akan kembali.. 

Aku sudah berpesan pada sang pemilik tata surya, agar membiarkan seorang puan lain membuat kembali ukiran manis di pipi.

  

Kepulangan di Terminal

Oleh : Ruta, di Bumi. 


Tepat di sudut bangku panjang sebelah kanan, dengan pohon beringin diseberangnya. 

Dihiasi sepasang burung pipit yang sedang bercengkrama riang dan ditemani beberapa bunga yang sedang bermekaran.

Beberapa orang berjalan cepat seperti takut akan kehilangan, sisanya dalam kondisi damai nan tenang.

Namun, ada seseorang dengan sejuta penantian, menunggu sosok yang ia nantikan turun dalam sebuah perjalanan yang amat panjang.

Resah dan gelisah bercampur menjadi satu didalam sebuah atma raga, memprovokasi ketenangan dengan semua serpihan-serpihan memorindu dalam kenangan.

Itu sebuah penantian.

Kepulangan mu bagi ku;

Seperti tanah yang merindukan air hujan. 

Seperti taman malam dengan embun pagi. 

Seperti siang yang menanti matahari. 

Dan seperti sore dengan senja di langit bumi.

Kepulangan mu merupakan kepulangan yang aku tunggu, karena aku akan selalu menanti mu di Terminal Bus, seperti sore itu.

 

 

Duduk Akhir

Oleh : Ruta, di Bumi. 


Tasbih ku bergilir.. 
melantunkan doa.

Kalimat indah terlontar.. 
hati tentram yang diterima.

Hanya sedikit bisik yang berisik.. 
tetapi didengar oleh sang pemilik semesta.

Pintaku.. 
berlimpah-limpah.

Tetapi nama mu..
menjadi akhir dalam setiap bait do'a.


𝐑𝐮𝐦𝐚𝐡 𝐊𝐚𝐭𝐚

Selamat datang di Rumah Kata.

Kamu bisa sekadar rehat untuk menepi, ataupun singgah untuk menempati. 

Tak baik berlayar sendiri, kan ku suguhkan teh hangat ataupun kopi dengan beberapa untaian kalimat yang akan menemani. 

Puan dan Tuan, walau ku tak yakin akan membuat hati mu sewarna buah persik, tapi akan ku pastikan rehat mu sejingga senja di sore hari. 

Puan dan Tuan, bagi mu yang hampir mati rasa, Rumah Kata akan selalu terbuka.