Perjamuan Khong Guan:
Joko Pinurbo
Di kaleng khong guan
hidup yang keras dan getir
terasa renyah seperti rengginang.
Berkerudungkan langit biru,
ibu yang hatinya kokoh membelah
dan memotong-motong bulan
dan memberikannya
kepada anak-anaknya yang ngowoh.
Anak-anak gelisah
sebab ayah mereka
tak kunjung pulang.
”Ayahmu dipinjam negara.
Entah kapan akan dikembalikan,” si ibu menjelaskan.
Lalu mereka selfi di depan
meja makan: ”Mari kita berbahagia.”
Si ayah ternyata
sedang ngumpet di belakang,
menghabiskan remukan rengginang.
(Jokpin, 2019).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar