Arsip Blog

Kamis, 28 Maret 2024

 Oleh: Ruta, di Bumi


Bila nanti nafasku tak lagi kau dengar

Bila nanti mataku tak lagi terbuka

Bila nanti tubuhku tak lagi bergerak

Sudikah kau disisi ku? 


Menuntunku tuk bicara. 

Cukup dua kalimat syahadat

Diakhiri kata, "Aku mencintai mu"

Walau semesta menginginkanku 


Sudikah kau disisi ku?

Minggu, 24 Maret 2024

 Oleh: Ruta, di Bumi


Riuhnya malam ini
Kasih, kamu dengar mereka?
Rintikan hujan membasahi dahan
Malam ini hujan.

Hujan itu rahmat
Bertemu denganmu pun kasih-Nya
Mengenal mu pun kasih-Nya
Apakah lara dan cinta pun kasih-Nya?

Malam ini sedikit dingin
Jemari ku menggila tinta
Pikiran ku terkurung cinta
Aku ini sakit.

Sepoi angin ini berbisik mesra
Apakah salam ku telah sampai?
Pada setiap nafas udara yang kau hirup
Berharap salam ku ini t'lah sampai.


Sabtu, 23 Maret 2024

Oleh: Ruta, di Bumi


Waktu itu terus berbicara, tapi aku selalu tak paham. 

Tentang pertanyaan yang terus menerus datang, 

Tentang pilihan mu yang sekarang, 

Tentang segala hal yang ada disana


Aku selalu menatapnya

Mengira dan terus menjawabnya

Ternyata masih dalam samudera mu itu, ya? 

Tak cukup seharian untuk menebaknya

Butuh berpuluh ribu disetiap waktu aku meliriknya

Berharap jam ini mengatakan yang sesungguhnya

 Oleh: Ruta, di Bumi


Aku bisa menjadikanmu, kekasih

Tetapi aku juga bisa menjadi lara mu. 

Begitu ucap mu, 

Sebelum kayu itu direnggut api yang menjadikannya abu. 


Pada dahan yang telah basah dihujani air mata

Aku bersaksi dibawah langit, dan tentu kakiku masih menapakki tanah basahnya. 

Bahwa Aku, "Perempuan yang akan selalu mencintaimu sepanjang waktu".

Hanya pada ilahi kekalahanku


Bawalah aku pada ombak dilaut

Dimana kita berdua akan berada disebuah perahu kayu

"Biru, membiru, semakin biru". Kau siap, sayang? tenggelam bersamaku.

 Maka itu, jadikan aku kekasih akhir hayat mu, sayangku. 

 Oleh: Ruta, di Bumi


Malam ini sangat melankolis
Jalan kota ini sedang terlihat sendu
Semua orang di busway seakan sudah tau
Jika aku dan kamu tak lagi bertemu

Dari kaca terlihat langit mulai menangis
Membasahi bumi dengan rintik air mata
Apa karna kita tak lagi bersama?
Apa karna kita takkan bersama?


Oleh: Ruta, di Bumi

Pergi adalah kata yang tak pernah ikhlas kita pahami.